” Saat Terindah Dalam Hidupku Adalah
Bersamamu, Saat Tersedih Dalam Hidupku Adalah
Kehilanganmu” Agnes Davonar, penulis.
Namanya Daniel, cowok yang baru berusia 24
tahun. Wajahnya.. kata orang sih gak ganteng,
ngak pinter dan juga ngak atletis. Sampai detik
ini, temen-temen masih mikir? Kok bisa ya dia
jadi pacar gua? Padahal sumpah mati mereka tau,
gua gak pernah berharap punya pacar kayak dia.
Banyak yang bilang kalau wajah gua yang
lumayan cantik bila jalan sama dia? Bakal
seperti antara majikan dan pembantu.
Mungkin awalnya demikian, tapi dari seorang
Daniel. Gua belajar banyak tentang bagaimana
menghargai seorang laki-laki, bagaimana
memperlakukan laki-laki dan terakhir bagaimana
mengerti arti cinta itu sesungguhnya.
Suatu hari, gua lagi asyik online. Teman-teman gua,
semua uda pada mulai eksis di dunia facebook. Rasanya
kalau gua gak gabung, bisa jadi gua dianggap gadis
kampung. Padahal orang kampung pun uda pakai
facebook. Lupakan sejenak kisah stupid itu, yang pasti
dari facebook. Gua bisa kontak-kontakan lagi sama teman-
temen gua dari jaman pipis di celana sampai sekarang
ngerti kalau umur gua uda cukup tua sebagai cewek, 23
tahun.
Nah, karena baru aja putus cinta. Rasanya gua alergi
banget sama foto-foto mantan gua yang nangkring di
facebook gua, jadi tugas gua malam itu adalah menghapus
semua foto-foto mantan gua. Tapi semakin gua perhatikan
foto-foto kenang-kenangan kita, kok rasanya gua jadi
sedih sendiri ya. Sampai tanpa sadar gua jadi nangis,
padahal yang minta putus juga gua, hal kecil sih, gara-
gara dia mau sekolah di luar dan gua gak setuju. Apa
daya, bokapnya jenderal dan dia ajudan. Pisah deh
hubungan kita,
Saat gua menangis, chat online di Facebook nyala,
seseorang muncul dan berkata memperhatikan gua sedang
menghapus semua foto-foto gua. Dia bilang
“ Lagi putus cinta ya? “ Kata dia.
Awalnya gua mau cuekin, tapi kayaknya bakal menarik
juga ya kalau gua marah-marah dan maki-maki orang ini,
soalnya gua perhatiin, kita gak kenal sama sekali.
“ Sok tau loe?” kata gua,
“ Ya tau dong, kan gua juga lagi putus cinta, senasib
deh..”
Kalimat dia yang bikin gua langsung nyegir. Penasaran
sekaligus merasa senasib. Singkat kata, walaupun gua ga
kenal dia, akhirnya kita malah jadi curhat-curhatan. Gua
jadi tau juga, kalau dia putus sama pacarnya karena gak
cocok setelah 5 tahun pacaran. Dalam hati gua berkata,
kalau 5 tahun segitu lamanya dibilang kagak cocok, jadi
selama 5 tahun itu ngapain ya?.
Akhirnya kita gak bicara lagi setelah malam itu, tapi dia
sempat mengatakan nama dia ke gua.
“ Gua Daniel, thanks uda mau temenin gua ngobrol
malam ini?”
Gua hanya senyum-senyum manggut, setau gua,
harusnya gua yang curhat, kok malah jadi dia. Ya
sudahlah, setidaknya dia uda bikin malam ini berwarna.
Kita pun pisah, tanpa bicara dan gua sempat
mengenalkan diri gua dengan bilang, “ Panggil gua
Angel aja, kalau perlu blackAngel.”
“ Kenapa harus BlackAngel, kenapa ga WhiteAngel”
Gua terdiam dan offline dari facebook gua. Bukan urusan
dia kalau gua mau jadi white or black, yang pasti hari itu
menjadi hari perkenalan kita.
***
2 bulan kemudian.
Sahabat gua Agnes, tiba-tiba nikah. Dia ngundang gua
datang ke kawinan dia. Gua tau, tentunya tau banget
rasanya ke undangan seorang diri. pasti di bilang kagak
laku atau parahnya perawan tua. Kalau bukan karena
Agnes ini teman baik gua waktu jaman smp, pasti gua
gak mau datang. Dengan terpaksa gua ajak adik gua,
Teddy. Walaupun dia itu masih kecil, setidaknya orang-
orang bakal kepikiran dia pacar gua kalau ga kenal. Cara
yang jitu untuk membuat gua lepas dari julukan jomblo.
Seperti yang gua duga, undangan bakal dipenuhi temen-
temen gak jelas. Akhirnya gua hanya bisa mojok sambil
menikmati jus jeruk, karena udangan berdiri, gua harus
rebutan sama banyak orang. Nah, saat gua uda
menemukan satu bangku, gua mau lompat, eh tiba-tiba
nenek-nenek tua nyerobot gitu aja. Jus di tangan gua
jatuh dan tanpa sengaja kena sama cowok yang lagi
duduk disampingnya. Omg.. gua jadi parno sendiri ngelihat
tuh cowok kemeja putihnya jadi berwarna belang.
“ Sorry..” kata gua dan cowok itu natap gua dengan
perasaan kesal tentunya.
“ Gapapa..” kata dia bangkit dari kursi dan pergi keluar
ruangan, banyak yang lihatin gua, akhirnya gua
terpaksa keluar dari ruangan pernikahan itu daripada
dilihatin banyak orang.
Saat gua keluar, cowok yang tadi ketimpa jus gua,
sedang bersih-bersih dengan tissue. Gua memperhatikan
dan mendekat ke dia.
“ Sorry ya sekali lagi, tadi ga sengaja banget.”
“ Gapapa, tapi kok loe ga asing ya buat gua?” kata
cowok itu.
“ Masa sih, maybe gua mukanya pasaran kali ya..”
“ Oh, gua inget. Loe temen facebook gua.. Angel ya
namanya?” kata dia dan gua berpikir bisa jadi juga
soalnya kan facebook itu sesuai tujuannya,
menghubungan anda dengan semua orang.
“ iya benar, emang nama loe siapa?”
“ Gua Daniel, dulu kita sempat chat. Tapi uda lama
banget..” kata dia dan gua pura-pura senyum and merasa
inget..
“ Mungkin ya,. “
Dia pun menjelaskan kalau Agnes ini masih ada
hubungan teman sama dia, akhirnya lupa deh kejadian
jus jeruk tumpah itu. Sebenarnya sih, gua ga ada minat
sama sekali ketika melihat wajah dia. Gak ganteng dan gak
menarik, Cuma menang tinggi dan putih aja. Level gua
terlalu tinggi dalam menilai pria, kita bicara banyak tapi
ala kadarnya, beruntunglah adik gua muncul dan
akhirnya hendak membawa gua pergi. Gua pun pamitan,
tiba-tiba dia nanya.
“ Angel, boleh minta nomor telepon ga?”
“ Heh..” mulut gua terkunci, rasanya gak mau kasih, tapi
melihat perlakuan gua sama baju dia, akhirnya gua pun
kasih.
Dia tersenyum. Dan akhirnya pesta berakhir dan kita
pun berakhir, ini gua sebut. Takdir kedua kita , setelah
facebook online dulu.
***
Benar kata nenek gua, yang namanya jodoh, gak akan
lari kemana-kemana. Gua kembali ditakdirkan ketemu sama
si Daniel. Dia emang ga pernah nelepon atau sms gua
setelah gua kasih nomor telepon gua. Tapi kita kembali
ketemu saat tiba-tiba motor bebek gua mogok di jalan.
Astaga, neh motor pas bawa dari rumah masih ok-ok aja.
Kok tiba-tiba mati dijalan. Padahal tujuan gua naik motor
ini Cuma mau beli makanan anjing gua di depan rumah.
Gua bengong di jalan, tiba-tiba, si Daniel itu muncul.
begonya lagi sampai detik itu gua ga lupa nama dia.
Entah bagaimana dia muncul, tapi motor gua beres saat
itu juga. Saat gua Tanya kenapa bisa ada disini, dia
bilang, dia mau ke rumah temen buat main futsal di deket
Puri. Takdir yang aneh, walaupun dia sudah menolong
motor gua yang ternyata businya lepas saat gua rem.
Gua ga bilang terima kasih, tapi pergi gitu aja. Saat di
depan toko anjing, gua baru merasa salah, harusnya gua
bilang thks or apa gitu. Akhirnya gua berjanji dalam
hati gua, kalau dia muncul lagi dalam hidup gua, gua
bakal bilang terima kasih.
Sepertinya Tuhan emang uda mengatur semuanya, sekali
lagi kita ketemu. Tapi kali ini, dalam keadaan berbeda. Saat
itu, foto dia muncul di halaman depan facebook gua, foto
dimana dia disitu lagi pakai baju kemeja dan terlihat lebih
keren dari sebelumnya yang hanya pakai kaos oblong.
Gua pun mengirimkan pesan di wall dia, dan berkata.
“ thks buat waktu itu di jalan, lupa bilang thksnya..”
kata gua dan beberapa menit kemudian dia balas.
“ Sama-sama, sering-sering aja ya.. “ maksud dia ini
ngeledekin gua supaya sering-sering mogok gitu apa
gimana? Gua kaga ngerti. Tapi semua wall-wall di
facebook kita berlanjut dengan kesapakatan kalau gua
bakal traktir dia.
Kita janjian dan akhirnya untuk pertama kali dia
nelepon gua. Gua bilang, gua akan ngajak dia makan di
pizza hut puri. Kebetulan ada harga diskon buat berdua,
hahaha, jangan pikir gua ini pelit ya, tapi emang lagi
pengen aja. Kita janjian malam itu. Dia datang, dan kita
bicara panjang lebar. Mengenal Daniel lebih dalam
tentang siapa dia, yang pasti dia ini ternyata tinggal di
daerah yang gak jauh dari tempat gua. Anaknya
menarik,sopan dan yang pasti lugu sekali. Gua bukan
cewek yang bodoh dalam menilai, tapi gua yakin banget,.
Daniel itu terlalu polos sebagai cowok, apalagi ditambah
dengan kalimat dia tentang kisah cinta dia yang
berujung kalau dia di selingkuhi sama pacar dia,.
Saat-saat asyik lagi ngobrol. Tiba-tiba mantan gua
muncul bersama gadis lain. Gua bingung, katanya dia
mau kuliah di China. Lah kok tiba-tiba malah gandeng
cewek. Gua memperhatikan dia berjalan, akhirnya dia sadar
gua ada disana. Gua bangkit dan mendekatin dia.
“ Katanya loe ke China? Kok malah asyik pacaran?”
kata gua emosi. Mantan gua sepertinya lebih berani
membalas emosi gua dengan kalimat yang lebih
menyakitkan.
“ Mau gua ke China atau Asyik pacaran? Ini kan
bukan urusan loe? Loe kan bukan siapa-siapa gua?”
mendengar kalimat itu gua langsung sakit di hati.
“ Maksud loe apa sih?” kata gua.
“ Eh, Angel, uda cukup ya loe mengontrol hidup gua,
gua uda muak selama ini sama hubungan kita, loe pikir
loe ini kecantikan hingga bisa suruh-suruh gua seenak
hati loe. Gua senang akhirnya kita putus walau dengan
alasan ke China. Karena gua sudah bosen lihat tingkah
loe yang sok otoritir”
Mendengar kalimat itu, tangan gua spontan menampar
dia. Rasanya sakit sekali mendengar orang yang pernah
gua cintai bicara demikian. Daniel bangkit, menarik gua
perlahan. Mengajak gua duduk. Gua ingin menangis,
tapi gua menahan semuanya.
“ Gua mau pulang “ ucap gua langsung berjalan
meninggalkan tempat makan, Daniel mengikuti gua
sampai ke tempat parkir.
“ Angel.. “ teriak Daniel dan melihat dia,. Gua langsung
menangis. Menangis karena harga diri gua sebagai
perempuan telah hancur oleh hinaan mantan gua. Dia
memeluk gua. Dan kalimatnya yang indah membuat gua
tersadar untuk berhenti menangis.
“ Angel, jangan menangis untuk orang yang
menyakiti loe, tapi menangis untuk kebahagiaan loe
karena akhirnya loe tau siapa pria itu..”
Daniel benar, gua gak boleh menangis karena orang
stupid itu, harusnya menangis karena bahagia akhirnya
gua tau cinta dia itu palsu.
***
BACA JUGA : TEST KEPRIBADIANMU DISINI !!
Daniel seperti obat bagi kehidupan gua setelah makan
siang berantakan itu, gua banyak menghabiskan waktu
sama dia. Tapi gua gak pernah menganggap dia sebagai
apapun selain teman. Lucunya, dia seperti banyak waktu
untuk orang seperti gua, dia rela belajar main tenis
untuk bisa main sama gua. Dia rela ke salon bareng gua
sekedar creambath, padahal rambutnya kan pendek. Tapi
semua dia lakukan untuk apa, gua masih bertanya-tanya
dalam hati. Yang pasti hal itu biar menjadi rahasia dia.
Tapi gua sempat menunjukan kalimat yang mungkin
menurut gua sangat keterlaluan. Suatu ketika. Didepan
sahabat-sahabat gua. Seorang teman bertanya sama gua.
“ Angel loe jadian ya sama Daniel?”
“ Heh, ga salah loe? Mana mungkin, Daniel itu kan
bukan tipe gua, ga level lah ya..” gua mungkin hanya
ingin bercanda saat itu, tapi saat itu Daniel muncul. gua
terdiam. Dia hanya tersenyum. Gua yakin dia mendengar
kalimat itu, dan waktu berjalan gua melupakan semua
kalimat jahat gua itu sama dia.
Daniel memang pria yang sangat baik, dia tidak pernah
merasa sedih dengan kalimat-kalimat gua. Dia tetap selalu
setia ada dalam hidup gua. Dia rela menjaga anjing gua di
rumah saat gua pergi keluar kota sama keluarga. Padahal
gua tau dia alergi sama bulu anjing. Jadi kalau pas gua
jemput anjing gua, muka dia merah-merah gitu. Pas gua
Tanya, dia bilang cuma salah makan padahal akhirnya
gua tau, dia itu alergi bulu anjing.
Entah apa yang dipikiran Daniel. Mengapa dia sangat
baik sama gua. Lama-kelamaan gua jadi mempertanyakan
kebaikan dia. Di suatu malam, entah karena gua lagi bad
mood karena habis rebut sama nyokap. Gua langsung
mempertanyakan semua yang ingin gua tau.
“ Kenapa sih, loe ini ini baik sama gua?” Tanya gua.
“ Gua baik sama siapapun kok, buat apa jahat sama
orang?” jelas dia ngambang.
“ Tolong jujur, loe ini suka gua apa nggak, dan
kebaikan loe ini ada maksud untuk merebut hati gua apa
gimana?”
Daniel terdiam menatap wajah gua hampa dan berkata.
“ Angel, gua mungkin suka sama loe, tapi rasa suka
gua? tidak akan sebesar keinginan gua untuk berharap
menjadi kekasih loe, menjadi sahabat loe saja sudah cukup
bagi hidup gua. Ngerti..”
“ Tapi gua ga mau dibaikin sama loe, gua gak mau loe
salah paham. Gua Cuma ingin loe tau, kebaikan loe itu
bikin gua merasa bingung, karena gua sama sekali gak
kepikiran loe jadi pacar gua.”
“ Ya, gua tau kok. Gua pun ga kepikiran sama kesana.
Tenang aja..”
Tapi gua tetap ragu dengan jawaban dia, sejak saat itu
gua putusan untuk gak mau ketemu dia. Gua juga merasa
risih dengan gosip dari semua orang kalau kita adalah
kekasih. Sebagai cewek, rasanya Daniel tidak pantas
untuk gua. Itu lah kesombongan yang selalu gua
pertahankan. Sejak saat itu, gua selalu menghindari
Daniel. Ga angkat telepon dia, sampai lebih buruknya
menghapus dia dari facebook gua. Gua tau, dia sering
mencari gua, sering kirim pesan ke facebook gua,
mempertanyakan mengapa gua harus menghindar dan
membenci dia secara tiba-tiba. Tapi gensi yang tinggi
untuk menjawab akhirnya membuat gua melupakan dia
tanpa ampun. Gua bilang lewat pesan facebook.
“ Jangan pernah muncul dalam hidup gua, kalau emang
loe anggap gua teman, kalau loe muncul itu hanya bikin
gua stress.” Ya, kalimat gua yang kasar untuk seorang
Daniel yang tanpa salah.
3 bulan kemudian.
Adik gua Teddy, mengalami sebuah kecelakaan motor.
Kakinya patah dan lebih buruknya lagi nyawanya
terancam karena dia kehilangan darah yang sangat
banyak. Golongan darah adik gua termasuk langkah,
berjenis AB, sedangkan stock rumah sakit kosong,
akhirnya gua terpaksa meminta tolong sama teman-teman.
Celakanya mereka semua gak ada yang punya jenis
golongan darah itu. Dokter bilang, dalam waktu 24 jam,
stock darah harus ada. Gua cemas. Gua gak mau kehilangan
adik gua, setelah kehilangan bokap gua karena meninggal.
Gua terus berdoa dan menulis status gua di facebook
tentang kebutuhan darah AB untuk adik gua. Karena
terlalu stress akhirnya gua malah ketiduran dan pasrah.
Tiba-tiba saat gua terlelap, suster bilang ke gua. Adik gua
sudah mendapatkan donor. Gua begitu bahagia. Darah yang
paling sulit itu akhirnya ditemukan. Gua ga terlalu mikir
siapa yang mendonorkan darah itu karena lebih
mementingkan adik gua selamat dulu karena akan operasi.
Tuhan memberkati adik gua, dia selamat dan akhirnya lolos
dari masa kritis.
Saat gua lagi santai, suster yang tadi kasih info donor
tanpa sengaja bertemu. Gua pun bertanya, siapa donor
yang berbaik hati, gua ingin mengucapkan terima kasih.
Suster itu bilang.
“ Dia cowok, umurnya 24, tinggi, putih, tapi dia
menolak untuk disebutkan namanya. Abis donor
langsung pergi gitu aja, uda saya suruh istirahat dulu,
tapi gak mau, katanya ada keperluan, padahal darahnya
banyak loh yang diambil.”
Ya siapapun dia, gua berterima kasih. Saat gua sudah
mulai tenang. Dan adik gua sudah bisa bicara. Seorang
sahabat menelepon gua. Dan berkata hal yang sangat
mengejutkan.
“ Angel. Daniel kecelakaan mobil. Dia kritis di rumah
sakit pik.”
“ Kok bisa?” Tanya gua dalam hati.
“ Loe mau jenguk gak?”
Bodohnya lagi, saat itu gua putuskan untuk tidak
menjenguk. Gua masih merasa malu untuk bertemu dia
walaupun temen gua bilang dia kritis. Gua heran,
sebenarnya gua ini makluk ciptaan tuhan yang gimana
sih? Kok gua tiba-tiba gak punya hati untuk seorang
yang baik seperti Daniel walau dia sedang kritis.
Seminggu kemudian, gua mendapatkan kabar kalau Daniel
dipindahkan ke rumah sakit Singapura untuk perawatan
yang lebih baik. Gua masih gak bergeming. Lama-lama gua
jad penasaran juga dengan kondisi Daniel. Sampai
akhirnya, gua mencuri-curi waktu dengan melihat facebook
dia. Sebuah wall dari sahabatnya membuatnya gua sangat
terpukul. Tulisan yang membuat gua merasa menjadi gadis
yang sangat berdosa. Status terakhir Daniel yang terbaca
setelah beberapa hari sebelum kejadian dia kecelakaan,
“ Daniel, adik Angel masuk rumah sakit, dia butuh
golongan darah AB. Loe bukannya golongan darah AB.
“
“ Iya, gua tau,, gua lagi otw kesana..”
gua jadi teringat kalimat suster tentang sosok Daniel.
Dan gua akhirnya paham, mengapa dia gak mau sebutin
nama dia saat mendonor, orang semulia ini yang rela
menolong tanpa pambrih telah gua lewatkan dalam hidup
gua. Gua sangat menyesal. Dengan segara cara gua
mencari tau keberadaan Daniel. Gua mencoba telepon dan
sms tapi telepn dia ga aktif. Sampai akhirnya gua
menyerah. Gua hanya bisa berdoa dia lekas sembuh
sehingga gua bisa ketemu dia
tapi rasanya semua itu hanya jadi mimpi. Karena sahabat
gua berkata dan membuat tubuh gua lemas.
“ Daniel uda disisi tuhan”
Hati gua hancur. Retak dan sangat menyesal. Bahkan gua
gak sempat mengucapkan terima kasih atas kebaikan dan
ketulusan dia disisi gua. Kalau saja gua bisa menarik
waktu dan mengubah segalanya, gua akan meminta maaf
dan menyadari betapa dia sangat berharga lebih dari arti
seorang kekasih.
Dia adalah seorang sahabat yang telah mengajarkan gua
tentang arti cinta kasih, tentang sebuah pengorbanan
dan kehidupan.
Daniel, mungkin loe gak akan pernah jadi kekasih gua.
Tapi loe akan menjadi bagian dalam hidup gua. Dan
biarkan gua meminta izin untuk mengatakan kepada
dunia kalau loe adalah kekasih gua, walau terlambat.
Semoga kisah ini menjadi kisah yang memberikan arti bagi
kalian untuk mengerti kebaikan diatas segalanya.
kini gua berpandapat.
Berkenalan dengan orang tidak
harus dengan fisik yang indah ataupun mulut yang
manis. tapi kejujuran dan kebaikan seseorang hanya bisa
kita ngerti saat orang itu pergi.
*kisah ini terdapat dalam novel love and life chocolatos ayah
mengapa aku berbeda yang telah beredar
No comments:
Post a Comment