Apa sih Pacaran ityu??

Apa Sih Pacaran Itu..?


Di jaman sekarang kalau kita mendengar kata ‘pacaran’ kebanyakan yang terbayang mungkin jalan-jalan ke mall berdua, nonton berdua, saling kasih hadiah yang sekeren mungkin waktu si dia ulang tahun atau waktu Valentine day, dan Natal. Kemana-mana selalu bergandengan tangan, saling tersenyum dan memandang dengan mesra…. Hehehe asiiik….. dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak.

Tapi ternyata pacaran atau yang bahasa kerennya courtship harusnya lebih dari itu.
Pacaran adalah masa menjalin persahabatan yang lebih mendalam dengan tujuan untuk menikah. Jadi masa pacaran membantu kita untuk mengenal lebih baik pasangan kita segala baik buruknya sebelum menikah.

Dengan kata lain sebelum memutuskan untuk pacaran lebih baik kita menyediakan waktu untuk berteman dalam kelompok begitu jadi gak berdua terus. Lebih bagus lagi kalau ada kegiatan bersama yang dilakukan bersama teman-teman karena dengan begitu kelihatan sifat asli masing-masing, jauh dari topeng-topeng. Sama-sama menghadapi masalah, tukar pikiran gitu, dari persahabatan kita akan tahu segala karakter masing-masing kalau dia senang, dan kalau dia lagi bête abis, pokoknya, sampai di kondisi terjeleknya. Apa yang dilakukan saat tertekan, atau panik, atau tersinggung dll. Biasaa… kalau ada maunya otomatis kita akan berusaha menampilkan yang terbaik dari kita kan? Sulit untuk bersikap apa adanya.

Nah kalau sudah mantap baru pacaran, di sini komunikasinya jadi harus lebih intens lagi dalam artian lebih belajar untuk mengerti satu sama lain, sambil saling menjaga kekudusan masing-masing.

Sikap saling menjaga kekudusan ini juga menjadi salah satu cara menguji apakah pasangan kita benar-benar mengasihi kita. Seorang yang mengasihi pasti berusaha menjaga agar orang yang dikasihi berada dalam kondisi yang terbaik, tetap kudus sampai di depan Altar Tuhan.

Jadi model pacaran yang sering kita lihat di TV atau film-film sebenarnya cuma untuk memanjakan mata dan perasaan kita dengan imajinasi yang romantis….., tapi sebenarnya ada yang hanya boleh dilakukan setelah pernikahan.

Hmmmm tambah berat yaaaaa…..

Pertanyaannya sekarang, “terus pacaran yang baik itu yang bagaimana sih? Bagaimana caranya bisa saling menjaga kekudusan sampai di Altar Kudus? Apakah ini gak terlalu muluk? Mungkinkah hal ini terjadi?”
Jawabnya: Semua ini bisa terjadi. Kog bisa?

Beberapa waktu lalu saya pernah mendapat masukan dari sepasang pasutri muda yang melayani dalam sebuah seminar untuk muda-mudi….saya sungguh terberkati oleh perkataan mereka.

Garis besarnya mereka bilang hubungan pernikahan bukanlah hubungan “to take and give” seperti yang dipikirkan oleh banyak orang. Pernikahan yang indah hanya terjadi bila hubungan yang terjadi adalah hubungan “to give” (not to take). Jadi setiap dari kita hanya berpikir: ”bagaimana aku dapat memberi yang terbaik untuk pasanganku???” dan belajarlah untuk memberi sejak saat berpacaran.

Waktu saya dengar begitu sempat terpikir ya iya…. bagus sih tapi sulitnya bokkk…… hehehe. Tapi kemudian mereka melanjutkan bahwa hal ini sangat mungkin terjadi. Setiap manusia memiliki ‘love tank’, dan untuk memberi berarti kita harus memiliki ‘love tank’ yang penuh. Bagaimana caranya supaya penuh?

Cuma ada satu cara: membawa seluruh hidup kita pada Yesus, membiarkan Dia masuk ke tempat terdalam dalam hati kita dan menyembuhkan setiap luka yang ada. Bila tidak demikian ‘love tank’ kita menjadi ‘love tank’ yang berlubang karena luka-luka batin yang ada. Means, ‘love tank’ ini tidak akan pernah bisa penuh, karena itu tanpa sadar yang kita lakukan adalah berusaha mengisi ‘love tank’ yang bocor ini, artinya yang kita lakukan adalah “to take” , bukannya “to give”.

Tapi, kalau kita sudah mengijinkan Tuhan untuk hadir dalam hati kita, pelan mungkin, tapi pasti…. setiap luka yang ada akan pulih…. dan tidak ada kebocoran lagi…. No leak even as small as needle eye… merk waterproofingnya aja “Kasih Yesus” …. Aqua Proof???? Gak laku deeeehhh.

Artinya, setiap saat Tuhan melimpahkan kasihNya pada kita, kita akan dapat menerimanya 100%. Masalahnya Tuhan kita itu luar biasa pemurah…. Dia gak pernah berhenti memberi pada kita….sehingga suatu hari…. kita akan mendapati ‘love tank’ kita bukannya kosong, justru terlalu penuh sampai meluber-luber….. nah kalau sudah ada dalam kondisi seperti ini….. kita akan bisa menjadi pemberi…… a giver…… wow….

Yaaahhhh itulah resikonya jadi anak Tuhan….. sebesar apa pun ember yang kita sediakan untuk menampung kasihNya gak akan pernah cukup… jadi kita cuma punya satu pilihan: membagikannya pada orang lain terutama orang terdekat kita…..

Bayangkan deh kalau kita dan pasangan kita punya hubungan yang fokusnya adalah, “bagaimana aku bisa memberikan yang terbaik untuk pasanganku???”, focus pada memberi, “to give” keren kan? Pasti hubungan yang terjadi adalah hubungan yang sungguh berlimpah dengan kasih. Dan hubungan seperti inilah yang kemudian akan bisa menjadi berkat bagi orang lain, karena kasih yang sudah kita miliki bersama pun berlimpah, akhirnya ya otomatis kita akan membaginya pada orang lain.

Hal penting kedua yang mempengaruhi relasi dengan pasangan kita adalah hubungan kita dengan Tuhan.
Saya pernah membaca suatu ilustrasi yang bagus mengenai hubungan kita dengan Tuhan dan pengaruhnya dengan hubungan kita dengan pasangan.
Hubungan dalam pernikahan itu seperti suatu segitiga.

Bila hubunganku dengan Tuhan dekat, dan hubungan pasanganku dengan Tuhan juga dekat, maka hubunganku dengan pasanganku juga akan menjadi dekat.
Bila hubunganku dengan Tuhan jauh, dan hubungan pasanganku dengan Tuhan juga jauh, maka hubunganku dengan pasanganku juga menjadi jauh.
Bila hubungan salah satu dari kami dengan Tuhan dekat, tapi yang satunya lagi jauh, maka hubungan kami akan menjadi hubungan yang pincang dan jauh. ini hubungan yang tidak sepadan. Jalannya juga akan menjadi berat.

Jadi mau model hubungan yang bagaimana? Pilih sendiri deh ya……

No comments:

Post a Comment

Recent Post

    Random Post

    Memuat...