The Scariest of Human
Badan penelitian
angkasa Brasil mengungkap kebakaran hutan di hutan hujan Amazon dalam 16 hari
terakhir merupakan rekor terbaru tahun ini. Bahkan tagar #SaveAmazon dan #PrayForTheAmazon
ramai digunakan pengguna Twitter untuk menggambarkan fenomena ini. Berdasar
data satelit Institut Nasional untuk Penelitian Angkasa (INPE), terjadi
peningkatan hingga 83 persen jika dibandingkan periode yang sama.
Dilansir AFP
(20/8/2019), hampir 73.000 kebakaran hutan tercatat sepanjang Januari hingga
Agustus. Jumlah ini jauh lebih banyak jika dibandingkan tahun lalu yang
berjumlah 39.759. Sementara itu National Geographic memberitakan (21/8/2019), dampak
dari peristiwa kebakaran hutan di Amazon adalah kepungan asap tebal yang
menyelimuti kota-kota terdekat. Baca juga: BNPB Sebut 6 Provinsi Darurat
Kebakaran Hutan dan Lahan Hingga saat ini ukuran kebakaran belum jelas, tapi
sudah menyebar ke beberapa negara bagian Amazon di barat laut Brasil. Pada
Minggu (11/8/2019), NASA mencatat kobaran api cukup besar hingga bisa terlihat
dari luar angkasa.
"Hal seperti ini tak pernah terjadi
sebelumnya. Hanya ada satu atau dua kali kejadian seperti ini di Amazon,"
ujar Thomas Lovejoy, seorang ahli ekologi. "Tidak diragukan lagi, ini
adalah konsekuensi dari peningkatan deforestasi baru-baru ini," tegas
Lovejoy.
Deforestasi merupakan proses penghilangan hutan dengan cara penebangan
untuk diambil kayu. Dengan kata lain, deforestasi mengubah peruntukan lahan
hutan menjadi non hutan. Kekhawatiran para ahli akan deforestasi Para pecinta
lingkungan sangat khawatir dengan deforestasi Amazon yang bermula sejak Jair
Bolsonaro terpilih sebagai presiden pada 2018. Pasalnya, Jair Bolsonaro kerap
berkampanye untuk mengubah Amazon menjadi sesuatu yang berbau bisnis. Data yang
dirilis INPE awal Agustus ini menunjukkan, pada musim panas ini ada lebih
banyak pohon di hutan Brasil ditebang. Jika dibandingkan data gabungan selama
tiga tahun terakhir, angka penebangan selama musim kemarin jauh lebih banyak.
"Kalau tahun sebelumnya, kebakaran hutan disebabkan oleh minimnya curah hujan. Kalau tahun ini bukan karena curah hujan, karena saat ini cukup lembab," ungkap Adriane Muelbert, ahli ekologi yang mempelajari bagaimana deforestasi Amazon berperan dalam perubahan iklim.
BACA JUGA :: Fakta Hutan Amazon yg Mengejutkan !!
"Kalau tahun sebelumnya, kebakaran hutan disebabkan oleh minimnya curah hujan. Kalau tahun ini bukan karena curah hujan, karena saat ini cukup lembab," ungkap Adriane Muelbert, ahli ekologi yang mempelajari bagaimana deforestasi Amazon berperan dalam perubahan iklim.
"Hal inilah yang
membuat kami (ahli) berpikir, penyebab kebakaran hutan di Amazon karena
deforestasi," imbuh dia. Deforestasi di Amazon tak hanya untuk mengambil
kayu. Namun juga untuk membuka ladang kedelai dan membuat padang rumput bagi
ternak yang lebih menguntungkan.
Pembakaran hutan biasanya dilakukan untuk
membersihkan pohon dengan cepat. Seperti California, pembakaran hutan awalnya
dilakukan manusia tapi kemudian lepas kendali. Lovejoy menggambarkan, sistem
penggundulan hutan memicu hilangnya hutan itu sendiri. Hal ini membuat kawasan
jadi lebih kering dan mendorong lebih banyak penggundulan hutan. Padahal,
sebagian besar hujan di Amazon dihasilkan oleh hutan hujan itu sendiri. Namun
karena pohon menghilang, maka curah hujan pun ikut turun. Inilah yang
dikhawatirkan ahli. Di mana ada kemungkinan meluasnya kebakaran semakin membuat
hutan kering dan mengubahnya menjadi sabana suatu hari nanti.
Lagu Penuh Arti :: Wo Men Bu Yi Yang-我们不一样
Lantas, Apa Hubungan
kebakaran Amazon dengan perubahan iklim ?
Jika deforestasi dan
pembukaan hutan dengan api terus terjadi, Lovejoy dan Muelbert memperkirakan
kebakaran hutan dalam skala besar akan terus berlanjut. Hilangnya hutan sebesar
itu akan terasa pada skala global. Melindungi Amazon sering disebut-sebut sebagai
salah satu cara paling efektif untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Ekosistem menyerap jutaan ton emisi karbon setiap tahun.
Ketika pohon-pohon itu ditebang atau dibakar, mereka tidak hanya melepaskan karbon yang mereka simpan, tetapi alat untuk menyerap emisi karbon menghilang.
Ketika pohon-pohon itu ditebang atau dibakar, mereka tidak hanya melepaskan karbon yang mereka simpan, tetapi alat untuk menyerap emisi karbon menghilang.
"Setiap hutan
yang hancur adalah ancaman bagi keanekaragaman hayati dan orang-orang yang
menggunakan keanekaragaman hayati itu," kata Lovejoy. Dia menambahkan
bahwa ancaman luar biasa adalah banyak karbon masuk ke atmosfer. Muelbert
mengatakan masih terlalu dini untuk menghitung berapa banyak karbon yang bisa
dihasilkan oleh kebakaran hutan Agustus ini.
Panel antar
pemerintah tentang perubahan iklim merilis sebuah laporan awal bulan ini yang
mengatakan bahwa dunia tidak memiliki hutan cadangan jika ingin menghindari
dampak terburuk dari perubahan iklim.
"Ini adalah
tragedi," kata Muelbert tentang kebakaran hutan, dan deforestasi sebagai
pemicunya.
"Ini adalah kejahatan terhadap planet Bumi, dan kejahatan terhadap
umat manusia," tegas dia.How come, human can be so scariest.
Apakah mereka hanya peduli dengan uang, kedudukan, maupun ketenaran?
Tidakkah mereka sadar, kehidupan setelah mereka?
#prayforhumanity
No comments:
Post a Comment